Perbedaan Penggunaan Dake (だけ) dan Shika (しか)

Konnichiwa mina-san!

Yuk belajar bahasa Jepang lagi.

Kali ini AEC Semarang akan membahas tentang perbedaan penggunaan dake dan shika. Dalam bahasa Indonesia, keduanya sama-sama memiliki arti “hanya” lho. Lalu apa ya kira-kira yang membedakannya? Simak pembahasannya ya!

  1. Dake (だけ)

Kata Dake memiliki arti “hanya”. Dake digunakan untuk merujuk sesuatu yang jumlahnya terbatas, dalam artian tidak ada yang lebih dari itu. Kata Dake adalah kata yang paling umum dan sering digunakan.

  • Contoh kalimat : 日本語が少しだけ話せますNihongo ga sukoshi dake hanasemasu | Hanya bisa sedikit berbicara bahasa Jepang.
  1. Shika (しか)

Kata Shika memiliki arti yang sama dengan Dake yaitu “hanya”, akan tetapi Shika harus diikuti dengan bentuk negatif. Selain itu, jika menggunakan Shika dalam sebuah kalimat akan memunculkan kesan ketidak puasan.  

  • Contoh kalimat: これはスーパーでしか買えませんKore wa suupaa de shika kaemasen | Ini hanya bisa dibeli di supermarket.

Perbedaan だけ dan しか

だけ dan しか secara harfiah memiliki arti yang sama yaitu “hanya”, namun penggunaan dalam kalimatnya berbeda. Partikel だけ umumnya diikuti dengan bentuk positif, sedangkan partikel しか selalu diikuti dengan bentuk negatif.

Selain itu, ketika kita menggunakan だけ dan しか dalam sebuah kalimat, terdapat perbedaan nuansa atau kesan yang cukup kontras. Penggunaan だけ dalam suatu kalimat akan menimbulkan kesan cukup atau puas terhadap suatu kondisi. Sedangkan penggunaan しか menimbulkan kesan tidak cukup  atau tidak puas dengan kondisi yang ada.

Seperti contohnya pada kalimat berikut :

  • 私は5000円だけ持っています。Watashi wa 5000 yen dake motte imasu | Saya hanya memiliki 5000 yen -> Merasa cukup hanya punya uang 5000 yen
  • 私は5000円しか持っていません。Watashi wa 5000 yen shika motte imasen | Saya hanya memiliki 5000 yen -> Merasa kurang/tidak puas hanya punya uang 5000 yen
  • 子供は一人だけいます。Kodomo wa hitori dake imasu | Hanya memiliki satu anak -> Merasa cukup hanya punya satu anak
  • 子供は一人しかいませんKodomo wa hitori shika imasen | Hanya memiliki satu anak -> Merasa kurang/tidak puas hanya punya satu anak (sebenarnya ingin lebih).

Itulah tadi perbedaan penggunaan Dake dan Shika. Sekarang sudah mengerti bedanya kan?

Jika kalian memiliki minat dalam bahasa Jepang dan ingin mempelajari lebih dalam mengenai bahasa Jepang, yuk bergabung dengan AEC Semarang. Pendaftaran untuk Kelas Kursus Bahasa Jepang Periode Februari sudah dibuka lho! Daftar Yuk ….

Informasi & Pendaftaran

Bagaimana Cara Memperkenalkan Diri Dalam Bahasa Jepang?

Mina-san konnichiwa!

Akhil Education Centre [AEC] Semarang kembali lagi membawakan video pembelajaran. Kesempatan kali ini AEC Semarang akan membawakan materi Bahasa Jepang. Sudah siap belajar bersama????

Yup, materi yang akan dibahas kali ini adalah materi jokoshokai atau perkenalan dalam Bahasa Jepang. Materi perkenalan ini simple tapi sangat penting lho. Pada saat kita memasuki lingkungan baru atau ketika pertama kali bertemu dengan orang baru tuntunya hal pertama yang akan dilakukan adalah memperkenalkan diri ^o^.

Pada saat memperkenalkan diri dalam Bahasa Jepang, hal pertama yang diucapkan adalah “Hajimemashite”. Hajimemashite bisa diartikan sebagai “perkenalan” atau “salam kenal”. Selanjutnya kita bisa sebutkan nama kita, disini contohnya “Watashi wa Puspa desu” yang memiliki arti “Saya Puspa” Bagian nama bisa diganti dengan nama kalian ya. Selain itu kalian bisa menggunakan kalimat berikut “Watashi no namae wa Puspa desu”. Apabila ingin lebih formal lagi bisa menggunakan “Puspa to moushimasu”.

Setelah langkah ini kalian bisa menyebutkan usia kalian, asal atau tempat tinggal kalian, hobi dan sebagainya. Diakhir perkenalan bisa ditutup dengan “Douzo Yoroshiku Onegaishimasu” yang artinya “Senang bertemu denganmu” atau “Mohon bantuannya”.

Kalian yang masih bingung bisa lihat Vidio pembelajaran dari Ms. Puspa dibawah ini. Simak Yuk…..!

Bagi teman-teman yang ingin belajar Bahasa Jepang bersama AEC Semarang yuk segera merapat. Kelas Kursus Bahasa Jepang Periode Februari sudah dibuka lho!

Informasi & Pendaftaran